Translate

Selasa, 25 Oktober 2016

Oh, selamat ulang tahun diriku..

Mendengarkan lagu-lagu Sigur Ros seperti berada di lain dunia.. Aku sama sekali tak paham liriknya, tapi bahasa musik itu universal, setiap lonjakan nadanya mengantarkan ke terjemahan perasaan yang sangat mendalam. Aku seolah tak menginjak bumi, ragaku melayang melintasi dimensi waktu. Aku terasa dekat dengan kematian..

Perjalanan. Aku selalu tertegun dengan menggali peristiwa masa lalu. Sebisa mungkin kuingat siapa diriku saat ini. Resultan dari keputusan-keputusan yang telah kutempuh dimasa lalu, adalah benang-benang rumit yang membentuk pribadiku kini. Keberuntungan dan perjuangan, aku sungguh muda untuk sekedar bernoslgia. Karena perihal kematian satu-satunya kepastian yang belum bisa kuterima. Akankan dunia seketika lenyap dalam kenangan terakhirku, seperti kehilangan visual ketika mematikan layar televisi. Akan bergumul pada satu titik tengah cahaya kehidupan. Akankah aku yg menelan dunia, atau justru sebaliknya. Rasioku tak berjalan, tak ada hal yang bisa dibandingkan. Satu-satunya yang kupunya, bahwa kematian menopang kehidupan di timbangan di sebelahnya. Tak kalah pahitnya, aku mungkin akan dilupakan, hilang dalam peradaban, dan di warung kopi orang-orang akan terus tertawa, seperti biasanya..

Gelisah ini sudah membiru bertahun lamanya, kuputuskan melakukan perjalanan demi perjalanan, melihat rupa semesta dari dekat, menjumpa kekayaan pemikiran dari tiap manusia-manusia didalamnya. Tapi perjalanan itu menghauskan, semakin dikecap semakin  candu. Aku hanya teralihkan, jawabannya semakin menjauh. Aku juga diseret pada rel kereta kekinian, seolah patuh akan hegemoni pemikiran dalam skema yang lebih besar. Aku dianiaya, rasa inginku dikuasai, kebebasan dalam aksara pun terjajah.

Apa sudah terlalu lambat mencari hakekat, lalu aku akan menjual diri demi keberadaan semu di jaman yang pucat pasi ini. Jaman dimana mimpi besar itu seolah diawasi, semua pasti meragukanmu. 

Petrichor malam ini menggiringku ke perdebatan klasik dalam kontemplasi panjangku. Jalan pedangku masih belum kupilih, tanganku belum kusayat merasakan amisnya darahku.. Rahasia ini akan terus menjadi misteri di sisa umurku, sungguh celaka jika tua nanti baru kusadar akan jawabnya. Dikesadaran tertinggiku, aku tak ada didalam rumah yang dimaksud, seperti kata perenung kebanyakan, bagaimana mungkin kau mengetik pintu dari dalam rumah? 

Oh, selamat ulang tahun buatku. Usia duniaku berkurang, aku semakin lambat dalam memahamimu. Tulisan ini adalah kado istimewa, sebagai upaya membuatmu paripurna.. :)


Hujan mulai turun, di penghujung Oktober ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar