Translate

Rabu, 16 November 2016

Pendemo

Kuyakin para pendemo itu jg manusia biasa..
Penyuka senja,
pembenci macet,
bergeming menyaksikan kelabu pagi kota,
atau senang berkelakar bercerita anekdot perjalanan...

Kuyakin mereka senang benar mendaki gunung,
menyusuri pulau2,
diskusi sampai larut,
berdebat tiada henti,
terkadang jg pacaran di kafe-kafe..

Seolah-olah itu adalah latihan stamina mereka ketika nantinya berhadapan dengan alat2 keji para penguasa..

Yang tak perduli rakyat mana yang mau dibela,
tak peduli walau dijalan meregang nyawa..

panjang umur perjuangan..



Tamalanrea, 13 November 2014
Saat demonstrasi kenaikan harga bbm di era kepemimpinan Presiden Jokowi

Selasa, 25 Oktober 2016

Oh, selamat ulang tahun diriku..

Mendengarkan lagu-lagu Sigur Ros seperti berada di lain dunia.. Aku sama sekali tak paham liriknya, tapi bahasa musik itu universal, setiap lonjakan nadanya mengantarkan ke terjemahan perasaan yang sangat mendalam. Aku seolah tak menginjak bumi, ragaku melayang melintasi dimensi waktu. Aku terasa dekat dengan kematian..

Perjalanan. Aku selalu tertegun dengan menggali peristiwa masa lalu. Sebisa mungkin kuingat siapa diriku saat ini. Resultan dari keputusan-keputusan yang telah kutempuh dimasa lalu, adalah benang-benang rumit yang membentuk pribadiku kini. Keberuntungan dan perjuangan, aku sungguh muda untuk sekedar bernoslgia. Karena perihal kematian satu-satunya kepastian yang belum bisa kuterima. Akankan dunia seketika lenyap dalam kenangan terakhirku, seperti kehilangan visual ketika mematikan layar televisi. Akan bergumul pada satu titik tengah cahaya kehidupan. Akankah aku yg menelan dunia, atau justru sebaliknya. Rasioku tak berjalan, tak ada hal yang bisa dibandingkan. Satu-satunya yang kupunya, bahwa kematian menopang kehidupan di timbangan di sebelahnya. Tak kalah pahitnya, aku mungkin akan dilupakan, hilang dalam peradaban, dan di warung kopi orang-orang akan terus tertawa, seperti biasanya..

Gelisah ini sudah membiru bertahun lamanya, kuputuskan melakukan perjalanan demi perjalanan, melihat rupa semesta dari dekat, menjumpa kekayaan pemikiran dari tiap manusia-manusia didalamnya. Tapi perjalanan itu menghauskan, semakin dikecap semakin  candu. Aku hanya teralihkan, jawabannya semakin menjauh. Aku juga diseret pada rel kereta kekinian, seolah patuh akan hegemoni pemikiran dalam skema yang lebih besar. Aku dianiaya, rasa inginku dikuasai, kebebasan dalam aksara pun terjajah.

Apa sudah terlalu lambat mencari hakekat, lalu aku akan menjual diri demi keberadaan semu di jaman yang pucat pasi ini. Jaman dimana mimpi besar itu seolah diawasi, semua pasti meragukanmu. 

Petrichor malam ini menggiringku ke perdebatan klasik dalam kontemplasi panjangku. Jalan pedangku masih belum kupilih, tanganku belum kusayat merasakan amisnya darahku.. Rahasia ini akan terus menjadi misteri di sisa umurku, sungguh celaka jika tua nanti baru kusadar akan jawabnya. Dikesadaran tertinggiku, aku tak ada didalam rumah yang dimaksud, seperti kata perenung kebanyakan, bagaimana mungkin kau mengetik pintu dari dalam rumah? 

Oh, selamat ulang tahun buatku. Usia duniaku berkurang, aku semakin lambat dalam memahamimu. Tulisan ini adalah kado istimewa, sebagai upaya membuatmu paripurna.. :)


Hujan mulai turun, di penghujung Oktober ini..

Rabu, 05 Oktober 2016

FR : Puncak Rinjani 3726 masl

FIELD Report

Mt. Rinjani 24-26 September 2016



Day 1


Sesela, Lombok Barat : 05.25

Sembalun : 08.15

Registrasi-sarapan


Pintu Hutan : 09.00 WITA

Pos 1 : 11.06  (Break 10 menit)

Pos 2 : 11.55  (Break 10 menit)

Pos 3 : 13.15  (Break 65 menit, hujan)

Pos bayangan 15.30 (Break 30 menit, hujan)

Pos bayangan 16.55 (Break 20 menit)

Plawangan Sembalun 19.00 (rest)


Day 2

Wake up 2.20

Summit attack 3.20

Punggung 4.20

Puncak 8.15

Turun 8.40

Plawangan Sembalun 11.15


Turun ke segare 16.10

Segara anak 19.30


Day 3

Start 08.40

Plawangan senaru 12.15

Start 13.00

Pos 3 15.10 (break 60 menit)

Pos 2 17. 20 (break 20 menit)

Pos extra 18.30

Pos 1 19.10

Pintu gerbang Senaru 20.05

Senaru 20.45

To home 21.33

Sesela 11.40

End


Day 4

14.45 Gunung Baru Jari, meletus



Keterangan:

Kondisi puncak hanya cerah pas sesudah matahari terbit, selebihnya puncak ditutupi kabut. Ititenary diatas sangat tidak direkomendasikan karena padatnya waktu sangat menguras tenaga, sarannya sih 5 hari 4 malam, akan sangat nyaman dengan camp di Pos 2 jalur Sembalun, malam kedua di Plawangan Sembalun, kemudian semalam di Segara Anak, dan malam terakhir di Plawangan Senaru.. Dengan itin seperti itu, kita bisa lebih menikmati sunset di Plawangan, istirahat yang cukup sebelum muncak, cukup waktu mancing didanau, dan sempatkan diri mandi air panas, serta sunset dan sunrise di Plawangan Senaru yang pemandangannya sangat apik. 


Tim pendakian kali ini hanya saya dan Lahiwadifra (31 tahun, Jakarta). Sehingga kami bisa memangkas waktu pendakian, resikonya tiap hari kami harus jalan malam, dan sangat sedikit waktu untuk menikmati kabut tipis di lembah-lembah Rinjani. 


Untuk dokumentasi video bisa klik di link berikut :


Personal Instagram : https://instagram.com/p/BLA2Yh7AgCV/



Youtube saluran Aldin Djapari : https://youtu.be/DshTUsXDKPY


Youtube saluran Radventura https://youtu.be/X-r9WKEub-U



Terima kasih.

Tolong bawa sampahnya turun yah :)


Rabu, 31 Agustus 2016

Suatu waktu di Lamuru

Sunyi yang sesungguhnya, pernah ketika saya berada di Lamuru, sebuah desa di Bone yang subur dan masih berdiri kokoh makam para leluhurnya..


Pertengahan Januari, 2014..

Ceritanya saya kesana karena ada tawaran freelance pengawasan bangunan kantor perusahaan kakao yang berbendera asing. Tempat ketigaku bekerja, setelah kampus memutuskanku ke dalam zona 'mahasiswa berprestasi', setidaknya begitulah statusku di data mahasiswa online, diberi waktu setahun untuk bebas tugas dari dunia kampus. Dan tentu saja, saya kemudian mencari pekerjaan, menghindari kutukan anak bandel. Haha, nantilah kita bahas itu di warung kopi selanjutnya.

Hanya dengan bermodalkan informasi yang kurang valid dari pesan berantai seorang teman, saya berangkat ke Lamuru. Surel balasan atas data diri yang minim pengalaman kerja, katanya saya memenuhi kualifikasi. Bisa dibayangkan pekerjaannya pastilah tidak rumit, hehehe. Berangkat dengan iming-iming fulus dalam bentuk dollar yg dihitung perhari, pemuda miskin sepertiku tentulah menancap gas sepeda motor penuh semangat.

Menurutku, sunyi itu bukan dalam artian individen, kesendirian yg tak dapat dipecah-pecah lagi. Melainkan sunyi yang merasa sendiri karena keterasingan. Sunyi ini membantah kehadiran orang-orang disekitar, seperti daun talas yang tetap kering di musim penghujan. 

Dan saya benar-benar terasing di posko tim kerja ini. Untuk pertama kalinya saya harus membawa diri tanpa seorang kenalan, dan semuanya orang tua, kecuali gadis Aceh berumur yang membalas email bahwa saya masuk kualifikasi tim. Setelah memarkir motor di tanah yang becek lalu melepas mantel hujan, acara perkenalan pun dimulai dengan segelas kopi hangat dan sepiring pisang goreng. Penyambutan yang luar biasa dalam standar kehidupanku..

Kontrak kerja yang awalnya cuma tiga minggu, sedikit molor karena kemajuan lapangan tidak signifikan. Menghabiskan waktu selama itu tanpa gairah tambahan selain gaji, sungguh tidak produktif. Ini pelajaran juga buatku. Mungkin juga karena pekerjaannya membosankan, makanya dibayar mahal, aneh kan. Saya terpaksa harus mengorbankan waktu malamku untuk tidur agar esok paginya bisa bangun. Makan tiga kali sehari, punya banyak waktu senggang, ini hal yang tidak menyenangkan. Alam kampus yang membiru didarahku, menolak kemapanan ini. Disinilah awal mula kata profesional, ketika kau tidak menjadi dirimu sendiri demi harga diri itu sendiri.
Profesional ko cess, haha.

Namun dibalik kejemuan itu, ada realitas yang sulit kupungkiri. Bahwa, di desa ini, di tanah yang masih kokoh berdiri makam para raja dan leluhurnya, hampir semua yang saya temui adalah orang yang ramah, sungguh berbaik hati walaupun kedatanganku tak memberi makna berarti buat mereka. Kita sering mempertanyakan tentang kehidupan, padahal jawabannya sudah berserakan di alam kehidupan itu sendiri. Sunyi itu kini, selalu berbuah manis. Bahkan, saya sempat dibuat mabuk tuak di acara kondangan tetangga.. Hahaha, dasar amatir !



Terima kasih kepada,
Penghuni posko :
Pak Hasan, Pak Labasi, Pak Nawir, Bu Sumilia

Tuan rumah :
Puang (bapak tua), yang tinggal bersama seorang cucunya kelas 6 SD yang suka menyanyikan lagu Blink-OMG, saya pun akhirnya ikut menghapalnya..

...
"Rasa cintaku ini, cinta pertama ini
Kisah cintaku di putih abu-abu..
Gak karuan perasaanku,
Pusing-pusing aku harus bagaimana..

:: oh my God, ku aku jatuh cinta
oh my God, ku aku suka sama dia"
...


Sekedar merawat ingatan..
di Gili Meno, tengah malam menuju September.

Kamis, 25 Agustus 2016

Field Report (FR) : Gunung Rinjani 3726 mdpl - Lombok, Indonesia

Rabu, 4 Mei 2016
15.30 Meninting Garden, Lombok Barat
18.00 Senaru, registrasi Rinjani Trekking Centre
18.30 Sinar Rinjani Cottage and Resto

Kamis, 5 Mei 2016
05.00 wake up and breakfast
07.30 Senaru to Sembalun
09.00 Sembalun - registrasi
11.30 Pos 1 - Lunch
12.40 Afterbreak
13.30 Pos 2- break 15 menit
15.30 Pos 3- camp 1800 mdpl : coffeebreak
19.00 Dinner, rest

Jumat, 6 Mei 2016
05.00  Wake up + warming up
07.00  Breakfast 
08.05  Afterbreak
11.00  Middle way : break
12.30-13.00 break
14.00 Plawangan Sembalun 2626 Mdpl for Lunch
19.00 Dinner, rest

Sabtu, 7 Mei 2016
02.00 Wake up + coffee snack
02.45 Summit attack
04.25 Diforcing group - solo summit
04.55 Punggung Rinjani
08.00 Top Rinjani 3726 mdpl
08.15 aftersummit
10.00 Basecamp Plawangan
10.30 Back to pos 3
11.35 middle way
13.00 Pos 3 Lunch
14.00 afterbreak
18.30 Basecamp Sembalun
19.50 Basecamp Senaru
20.10 Senaru - Meninting
22.00 Meninting Garden


Keterangan:

Guide  : Pak Adi (Rinjani Trekking Centre)
Porter  : 3 persons
Team   : 
         - Pak Syefi (72 tahun) Jakarta
         - Pak Suyan (63 tahun) Jakarta
         - Aldin         (26 tahun) 








Thanks for all best.. :)






Jumat, 01 April 2016

Anak Baru di Kelas Inspirasi


Lokasi : Gili Maringkik, Lombok Timur - NTB


Mengapa Kelas Inspirasi?
        Selain kontribusi terhadap kemajuan pendidikan, juga turut mengambil peran untuk memberi gerakan stimulan terhadap masa depan negeri.. Tertarik mengetahui, mempelajari, kehidupan masyarakat setempat khususnya di daerah tujuan kelas inspirasi, serta keinginan untuk meraba rupa pelosok nusantara dengan keanekaragaman alamiah didalamnya..

Mengapa pengajar? Bukan dokumentator atau fasilitator?
           Ingin memberikan sedikit gambaran dan prospek kerja dunia kostruksi, mengingat tenaga insinyur di Indonesia masih sangat kurang (kuota 30% tenaga insinyur diisi oleh tenaga asing, bahkan sebagian diisi oleh tenaga bukan dibidang keprofesiannya) dan ini memcerminkan semangat pembangunan tidak seiring pengembangan SDM, terkhusus melalui pendidikan dan pelatihan..  Kita harus mengingat, dimana Jepang bangkit dari kekalahan perang dengan mendirikan sekolah teknologi hampir diseluruh penjuru negeri, hingga hari ini Jepang masih menjadi lokomotif pengembangan teknologi dan pengetahuan.. Semangat membangun negeri, setidaknya ingin kubagikan kepada adik-adik yang merupakan wajah negeri ini dimasa yang akan datang..
            Selain itu, secara pribadi, juga ingin merasakan sensasi mengajar, berbagi bersama adik-adik yang cara berpikirnya masih polos dan belum berkepentingan.. Juga ingin mencari kesibukan lain yang lebih bermanfaat ketimbang membaca koran di sore hari..

Apa yang berbeda dengan kehidupan disana?
         Sulit menyimpulkan seperti apa kesenjangan sosial dengan waktu terbatas seperti kemarin. Namun, secara langsung bisa dirasakan, seperti pada umumnya masy. Pulau, masalah sampah, air bersih, drainase, pengetahuan menjaga kelestarian pesisir dan laut adalah lingkar masalah yang sulit kita putus hubungan sebab akibatnya..
        Masyarakat Maringkik sepintas terlihat tidak begitu memprihatinkan dalam masalah ekonomi. Hasil lautnya benar-benar melimpah !

Di hari inspirasi, impian apa yg kakak sampaikan untuk menstimulasi cita-cita mereka?
         Saya hanya terus menerus menekankan, bahwa mereka adalah cadangan keras untuk masa depan negeri, terkhusus pulau kecil mereka.. Untuk menjadi keras, mereka harus berani mengimpikan seperti apa mereka dimasa yang akan datang, pekerjaan apa yg mereka inginkan.. Saya merasa belum mampu menjelaskan asas manfaat dari tiap profesi yg mereka inginkan, yang saya coba tanamkan adalah mereka harus punya target ingin menjadi apa, dan mereka harus memutuskan untuk berusaha keras mengejarnya, dengan belajar dan berkarya.. Sebagai tambahan, dengan memberi simulasi membangun jembatan dari kayu, pesan tersirat yang juga ingin kusampaikan, bahwa tidak ada hal yang benar-benar rumit jika kita ingin mempelajarinya..


Simulasi membangun jembatan sederhana berbahan kayu, karya Leonardo da Vinci

Bila kembali ke Maringkik, tindakan konkrit apa yg ingin kakak realisasikan untuk memperbaiki kesejahteraan hidup adek2 di Maringkik?
        Saya ingat kata salah satu tokoh pemuda di Maringkik, Agus, yang kira-kira seperti ini, "biar beribu-ribu buku disumbangkan ke perpustakaan desa/sekolah, jika tidak didampingi program peningkatan animo membaca bagi masyarakat, maka buku-buku itu hanya akan menjadi pajangan penuh debu"..
        Pun saya tidak begitu paham dengan 'tools' pendekatan sosial berikut pemecahan masalahnya, namun tindakan konkrit yang bisa direalisasikan dalam waktu dekat ini adalah pendekatan sosial kepada masyarakat Maringkik, banyak berdiskusi dan memahami gejolak didalamnya.. Dengan begitu kita bisa menginventaris peta permasalahan serta memberi pendampingan yang berkelanjutan untuk memaksimalkan potensi masyarakat Maringkik.. 
            Kita bisa patungan dan memberi sebuah kapal, juga memperbaiki dermaga agar kapal-kapal tersebut aman terparkir, aman dari serangan gelombang dan badai.. Tapi, apakah itu tujuan kapal dibuat?
Jika Maringkik adalah sebuah kapal, tak bijak kita buatkan dermaga untuk aman berlabuh.. Semestinya kita membantu memberi gambaran, bahwa gelombang dan badai itu sudah sangat dekat, kita harus segera berbenah, menambal kesenjangan, menyiapkan awak kapal yang handal, menerawang ihwal mata angin.. Dengan begitu, kapal Maringkik siap menerjang badai yang niscaya setelahnya akan ada pelangi.. Semburat dua pelangi..

Amin..

Lombok Barat, 1 April 2016

*jawaban korespondensi dengan sosiolog  Oryza Pneumatica Inderasari, yang juga dosen Ilmu Sosial Univ. Mataram.

Senin, 15 Februari 2016

Manakala Rindu

tidurlah, istirahatkan ragamu..

tenangkan jiwamu, aku ada disisimu..

kita akan selalu damai, apa adanya..

rasa tenang yang menggetarkan benang-benang halus yang lama tak berdenting…

aku rindu, begitupun dirimu..

biarkan ia melangit,

satu padu, melesat mengabaikan dimensi ruang dan waktu..

tak berbatas tak berupa, hingga ia kembali kepada sang maha empunya..

aku merindukanmu, sekujur tubuhku..