Muhammad
Aldin 1), Muh. Arsyad Thaha2), Mukhsan Putra Hatta3)
1)Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas
Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Makassar 90245 – email : aldindjapari@gmail.com, 2,3) Dosen Pembimbing
Laboratorium Riset Teknik Pantai Jurusan Sipil Fakultas Teknik UNHAS
ABSTRAK
Pantai Namrole terletak di
Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan. Pantai Namrole selain terkenal sebagai daerah wisata juga
merupakan daerah
nelayan/perikanan yang cukup terkenal. Jumlah penduduk di pulau
ini terus berkembang. Dengan perkembangan penduduk ini,
maka berbagai kegiatan
dialihkan ke daerah pantai. Kondisi daerah pantainya memiliki
potensi untuk wisata alam. Potensi pengembangan lahan
pantai Namrole baik pada
perairan pantai maupun pada perairan lepas pantai belum terlihat
adanya pemanfaatan secara khusus.
Sejalan dengan makin berkembangnya daerah ini berbagai
permasalahan mulai timbul,
antara lain penempatan lahan permukiman, bangunan pemerintah/swasta, rumah ibadat, dan
lainnya semakin dekat dengan garis pantai
sehingga terancam oleh gelombang laut dan erosi pantai.Terjadinya erosi pantai selain disebabkan adanya
perubahan garis pantai akibat erosi juga disebabkan pemukiman yang ada terlalu
dekat dengan pantai dimana
sempadan pantai sebagai daerah penyangga (buffer
zone) belum
direncanakan sehingga pada saat musim gelombang, permukiman
tersebut berada dalam jangkauan limpasan gelombang laut (wave run-up).
Oleh karena itu permasalahan yang akan ditinjau meliputi peninjauan
karakteristik daerah pantai
tersebut dan memfungsikan sempadan pantai serta bangunan pengaman
pantai yang sesuai untuk membuat alternatif
desain pengaman pantai
Kota Namrole.. Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan untuk
mendesain bangunan pelindung pantai yang tepat. Analisa data primer berupa
survey topografi dan batimetri dilakukan untuk pemutakhiran detail wilayah
studi, tunggang pasang surut yang diperoleh sebesar (MHWL-MLWL) sebesar 170.8
cm, dan tinggi BM1 dari MSL sebesar 2.46 meter.Hasil investigasi tanah
diperloeh butir sedimen rata-rata d50 sebesar 2,075 mm.Untuk data sekunder
berupa data angin 10 tahun terakhir diperoleh dari stasiun metereologi
Pattimura Ambon, yang selanjutnya dengan metode Hindcasting diperoleh peramalan
gelombang rencana 10 tahun dengan tinggi 4,062 m dari arah Barat Daya. Hasil
analisis pemilihan bangunan pantai dilakukan dengan metode studi alternatif dan
pemodelan bangunan pantai dengan bantuan aplikasi CEDAS-NEMOS, dari beberapa
model bangunan pantai yang dimodelkan, maka dipilih Seawall sebagai bangunan
pelindung pantai dengan karakteristik desain kedalaman kaki diujung bangunan
0,5 m, tinggi gelombang pecah diujung bangunan 0,4 m, elevasi seawall 2,8 MSL
dan diameter minimun batu pelindung kaki bangunan sebesar 22 cm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar