Translate

Minggu, 21 September 2014

Don't Panic, Just Do It !!!

Banyak yang memulainya dari keraguan.
Dari tempo yang berulang saya banyak berpikir tentang kematian.
Sebuah akhir rahasia yang tak akan pernah ku tau jawabnya..
Saya mencoba memikirkan hal yang paling tak ku ingini.
Berpikir bagaimana posisi diriku ketika kematian menghampiri.
Kemana lagi kosmologi pikiran yang seperti biasanya?

Kemudian apakah dunia berlanjut ketika kepastian mendekatiku, yakni kematian?
Sangat menyakitkan, ketika saya mencoba mengingkari eksistensi diriku.
Sungguh meyayat perasaan, ketika tahu bahwa pikiran ini akan hilang, dunia ini akan lenyap dalam satu parameter waktu yang tak diketahui kapan tiba.
Lantas ketakutan menghampiri, takut untuk mati ketika kematian itu belum diterima sebagai kepastian, sebuah kebenaran yang dimana kala ini hanya dianggap sederet kata bahasa saja.

Terkadang ketika semakin dekat, dalam kontemplasi panjang, segala sesuatu yang bermateri malah menjauh, seakan tak lagi kupijaki dunia yang sangat indah ini. Saya tidak ingin berkata bahwa saya lelah memikirkan ini kemudian menyerah begitu saja.
Saya yakin bahwa pemikiran seperti ini sudah berusia dimana sejarah umat manusia itu ada. Namun saya tak puas dengan segala penjelasan buku dan cerita orang pengalaman. Pemikiran ini terus mengangguku, semakin jauh dan itu semakin nyata. Sangat jauh, mencari pintu rumah sang penguasa atas segala jawaban keresahan.
Namun, disaat saya semakin tenggelam didalam kalutnya pemikiran ini, seolah-olah ada energi positif yang terus bersinar diantara gelapnya badai pemikiran itu.

 photographer by Yani Pindy


Bahwa aku ada..
Bahwa hidup, mestilah diperjuangkan..
Jika tidak, maka sebenarnya kita inilah hanyalah mimpi2 yang indah dari sang mahakarya pembuat zaman. Lebih jauhnya, bahwa kita berusaha mencari jawaban dari sang pemilik rahasia. Menelusuri segala kitab, mencari petuah sang bijak, berayun dalam keterbatasan pemikiran-pemikiran yang sungguh liar. Ketika getaran-getaran asa tumbuh di ketandusan rasa di lini masa.
Pintu rumah itu kini kutemukan, dengan segala kesanggupan kini kugedor lantang pintu rumah itu.
Lantas, apakah ada jawaban?
Atau, sebenarnya sedari dulu pintu ini telah kugedor lancang dari dalam???

Bahwa hidup, adalah keseimbangan..
Saya menyerah, ketika sadar dan telak menerima bahwa segala sesuatunya seimbang. Galaksi, putaran planet, system tata surya, adalah keseimbangan yang membantu kehidupan. Gempa bumi, tanah longsor, abrasi pantai, pemanasan global, dan berbagai fakta alamiah lainnya menunjukkan keseimbangan yang nyata. Revolusi, reformasi, Negara, masyarakat, segala bentuk paham dan sekte pemikiran adalah cara-cara manusia mempertahankan keseimbangan.
Malahan saya ini, kamu itu, adalah bagian yang lebih kecil, sangat kecil, dari partikel debu semesta. Kita hanya perlu menyadarinya. Dan terlebih daripada itu, tulisan ini hanyalah karangan belaka. Sebuah asa yang bertumbuh dari waktu ke waktu. Sebuah rasa yang bahkan bisa melebihi dari luasnya dunia ini.

Lalu kuseruput lagi kopi dingin tadi malam.
Matahari sore ini begitu hangat,
So, don’t panic, just do it !!!


Minggu, 21 September 2014

16.50 WITA