Translate

Rabu, 14 November 2012

yang Muda, yang Ber-Ambisi

Bisakah sedikit kita melepas kepenatan dengan berpikir tenang dan menantang?

Sedikit berbicara tentang apa itu Ambisi.
Tapi sebelumnya fren, tidak banyak kemudian referensi yang akan kita gunakan untuk membahas ini. Muatannya hanya dari saya selaku penderita, mencuri pengalaman orang lain dan sedikit pandangan tentang wacana kita ini. Dalam tulisan ini sama sekali tidak mengandung unsur 'mengajari' tetapi kita sedkit 'berbagi' tentang kehidupan kita yang jauh masuk kedalam bulu-bulu kelinci, di topi sang pesulap Jagad Raya. :D

Jadi?
Kita mulai dari status sebagai insan muda di kolong langit ini.
Ambisi memang kadang terkesan hiperbola, mungkin juga tak realistis, dan juga dianggap omong besar.
Menurutku, ambisi itu hanya dimiliki oleh golongan muda saja. Pendekatan saya adalah energi yang begitu besar dimiliki oleh yang muda. Sama halnya dengan tulisan ini, sedikit berambisi, karena sy pun tak mau melewatkan hari tanpa adanya celoteh, entah tertulis-kah, sekedar ungkapan-kah, atau cukup hanya dalam lintasan pikiran saja. Energi yang besar tadi, tanpa termanfaatkan dengan baik, tentu akan merusak. Ya, seperti pada tulisan sebelumnya, tentang kanalisasi..

Tanpa ambisi, hidup ini hanyalah seperti lukisan danau yang airnya tenang, adem ayem, tanpa sentuhan corak-corak kasar, dan terpenting, sy jamin, akan membosankan dan tak berselera. Hidup diatur tanpa mengatur. Senyuman yang hampa. Dan tentu, tak punya mimpi. Seonggok daging bertulang yang bergerak dan melakukan aktifitas rutin setiap harinya. wew.

Hidup dengan ambisi, adalah gaya petarung.
Lukisan yang penuh ombak ganas, dan diatasnya terdapat awak yang berkeringat membangun komando dengan rekannya untuk melewati badai kehidupan, untuk mendapatkan daratan yang sejuk, tempat membasuh wajah yang tegang dan berkeringat.

Merencanakan hidup, dengan cita-cita yang besar, akan menegangkan urat-urat saraf, membuka cakrawala berpikir tentang strategi dan apa itu keringat. Memaksa kita pula untuk kreatif, merekasa kondisi, dan menggunakan seluruh komponen indra kita menjadi laskar petarung.

Menjalani hidup dengan cita-cita yang besar, tentu punya resiko. Tapi sebesar apapun resiko itu, asal tidak menginjak kepribadian kita, itulah tantangan. Hambatan adalah tantangan. Resiko adalah Motivasi. Kekurangan menjadi keringat. Batasan adalh ruang gerak. Dan setiap ide adalah peluang.

Melewati hidup dengan penuh cita-cita yang besar. tentu melahirkan orang-orang yang besar pula, kesatria pedang yang pulang kekampung halamannya dengan senyum kemenangan, dengan baju sirah yang tersayat-sayat, lusuh dan penuh lumpur. Dan itulah Ketenangan menurutku.

Hidup penuh ambisi ditandai TANPA keluhan. Karena mengeluh mengugurkan setiap semangat yang ada dalam diri kita.

Hidup penuh ambisi ditandai dengan Ketegangan. Karena, Senyuman itu adalah wahyu, karena Senyuman itu adalah bahasa nurani yang paling merdu.

Hidup penuh ambisi ditandai dengan Ide-ide segar, Kreatifitas tak terbatas, hubungan sosial yang selalu hidup.

Hidup penuh ambisi adalah Kebaikan yang tiada taranya..

Lalu?? Bolehkah??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar