Translate

Sabtu, 17 November 2012

DEMONSTRASI (harapan kala gundul)


(Tulisan ini sebagai syarat untuk mengikuti Pembinaan Mahasiswa Sipil XXIII, Himpunan Mahasiswa Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Semester 1, Januari 2009)

                Demonstrasi adalah salah satu bentuk aspirasi mahasiswa kepada pemerintah atas kebijakan yang telah dikeluarkan. Demonstrasi adalah langkah terakhir yang diambil mahasiswa jika langkah-langkah sebelumnya menemui jalan buntu. Mengenai demonstrasi ini, sangat banyak terjadi pro dan kontra baik itu di masyarakat maupun di lingkungan mahasiswa itu sendiri. Ada banyak sudut pandang yang dipakai dalam bentuk penyampaiannya, ada kalangan yang menganggap bahwa demonstrasi itu tidak baik untuk dilakukan karena mengganggu ketertiban umum (masyarakat). Menurut kalangan ini, demonstrasi pada hakekatnya adalah untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Namun mengapa harus mengganggu masyarakat itu sendiri. Menurut mereka, seharusnya proses demonstrasi itu berjalan dengan tertib dan tenang.
                Adapun menurut pihak yang setuju dengan demonstrasi beralasan bahwa proses demonstrasi itu mesti tidak berjalan dengan dan damai, intinya bagaimana mereka bisa memperjuangkan hak-hak rakyat, lagipula menurut pihak yang setuju tersebut, hanya sedikit masyarakat yang komplain dengan kegiatan tersebut apalagi mahasiswa yang melakukannya. Dari sinilah muncul semacam kelompok yang Pro dan kelompok yang Kontra dengan hal tersebut.
                Selain itu dari sudut pandang lain yang digunakan adalah dari segi banyaknya yang jatuh korban dari setiap pelaksanaan kegiatan tersebut. Menurut pihak yang kontra, setiap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa pasti akan berakhir ricuh atau paling tidak terjadi bentrok dengan petugas keamanan. Dan itu memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Setiap kegiatan demonstrasi akhirnya nanti aspirasi tersebut tidak dapat diterima, maka akan terjadi kericuhan atau bentrok dengan petugas kepolisian, dari bentuk kericuhan itulah yang tidak diketahui siapa yang menyebabkan banyak korban dari yang luka ringan maupun yang luka parah.
                Sekali lagi menurut pihak yang setuju, bahwa semua kegiatan tersebut tidak ada apa-apanya. Jatuhnya korban menunjukkan bahwa perjuangan yang mereka lakukan sangat kuat dan keras. Dan menurutnya, mereka sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan terjadi ketika berlangsung proses demonstrasi. Mereka rela berkorban demi memperjuangkan hak-hak rakyat. Mereka telah berjanji  tidak akan menyesal jika suatu saat nanti mereka sendiri yang akan menjadi korbannya. Menurut pemahaman mereka, mahasiswa adala agen of control ( agen untuk perubahan). Jadi mereka harus serius ddan bersungguh-sungguh untuk memperjuangkan hak-hak rakyat agar tidak menderita akhirnya. Dan apa yang mereka lakukan itu benar adanya. Selain itu, menurut mahasiswa yang pro dengan demonstrasi, selain sebagai agen pengubah, mereka juga adalah sebagai seorang moral agen untuk sosial kontrol. Dengan cara apapun mereka tetap akan memperjuangkan hak-hak rakyat dan tetap membela kaum lemah.
                Banyak mahasiswa yang lebih memilih untuk berdemonstrasi dibandingkan menempuh jalur yang lainnya untuk menyampaikan aspirasinya. Hal ini dikarenakan jalur-jalur penyampaian aspirasinya yang lain kadang tidak ditanggapi. Selain itu, jikapun ditanggapi, mungkin apa yang disampaikan kepada pemerintah pusat. Sedangkan melalui berdemonstrasi, apa yang diinginkan mahasiswa dan masyarakat bisa langsung didengar dan diketahui oleh pemerintah meskipun belum tentu keinginannya terkabul ataupun dijalankan. Mungkin hal ini direncanakan adanya median yang berperan untuk menyampaikan informasi secara tepat dan suka untuk menanyakan sesuatu yang panas-panas atau lagi hangat-hangat diperbincangkan.
                Otomatis secara tidak langsung mahasiswa tergantung oleh media meskipun yang timbul dibenak masyarakat daerah lain adalah kesan yang tidak menyenangkan. Kesan yang sering muncul adalah bahwa mahasiswa senang berbuat anarkis.
                Yang kita perlukan sekarang adalah bagaimana kita sebagai seorang mahasiswa mengubah pola pikir masyarakat mengenai demonstrasi. Kita harus menanamkan dalam benak masyarakat bahwa demonstrasi itu merupakan sesuatu peristiwa yang sakral. Karena nasib rakyat adalah yang kita perjuangkan selama ini. Selain itu, kembali kepada diri kita, kita juga harus mengetahui makna sebenarnya dari demonstrasi tersebut. Dengan berpikir demikian maka tindakan-tindakan yang tidak perlu seperti berbuat anarkis tadi bisa dihindari dan jatuhnya korban bisa diminimalisir.
                Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi setiap akan melakukan demonstrasi. Harus dilihat keunggulan dan kesungguhan peserta/calon peserta demonstrasi, siapa tahu mereka hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui apa yang dipermasalahkan. Peserta demonstrasi yang seperti ini bisa saja bertindak sebagai provokator atau menjadikannya sebagai sebuah ajang belaka. Selain itu, kita juga harus mempunyai kerjasama yang baik dengan pihak kepolisian atau pihak keamanan lainnya agar masalah bentrok dapat terhindarkan juga.
                Saya sendiri juga setuju dengan adanya demonstrasi ini, mendukung setiap aktivitas mahasiswa baik dipandang dari sudut manapun, karena mahasiswa adalah agen-agen masyarakat yang bertanggungjawab walau kadang ada sedikit penyimpangan yang terjadi, namun sesungguhnya mereka melakukan itu mempunyai satu tujuan, berdiri didepan masyarakat. Apalagi dari sudut pandang demonstrasi ini, mahasiswa sesungguhnya melakukannya karena cara itulah yang paling cocok. Kalau menurut pandangan orang masih ada jalan dengan cara berdiplomasi dengan anggota DPR atau bahkan langsung dengan petinggi negara, itu merupakan bagian mahasiswa. karena dengan berdemonstrasi aspirasi tersebut bisa didengar langsung melalui media informasi seperti TV atau Radio. Hal ini juga kadang dianggap salah melalui pemahaman teman-teman mahasiswa. Bahwa untuk mengundang media datang meliput kegiatan demonstrasi mereka maka melakukan suatu tindakan anarkis agar mudah media meliputnya, apalagi saat-saat ini media juga mengejar rating, artinya sesuatu yang menonjol di masyarakatlah yang diliputi.
                Melalui jalur diplomasi tadi mahasiswa tidak sanggup karena pasti akan menemui banyak kendala. Karena belum tentu orang yang kita temui bersedia untuk menemui dan kalaupun bersedia untuk menemui belum tentu apa yang mahasiswa dan rakyat diharapkan didengar. Istilahnya masuk telinga kiri tapi keluar di telinga kanan.
                Namun apapun tindakan kita harus bisa dipertanggungjawabkan. Setiap tindakan dan perbuatan akan memberikan konsekuensi tersendiri bagi pelaku tindakan tersebut. Mengenai teman-teman mahasiswa yang tidak bisa ikut kegiatan demonstrasi belum tentu mereka setuju apa dengan apa yang diperintahkan. Kembali lagi pada hakekat manusia sebagai agen of social control dan agen of moral force, mungkin saja apa yang mereka lakukan bukan dalam bentuk berdemonstrasi melainkan dalam bentuk perjuangan yang lain, tetapi kembali lagi rela berkorban dengan rakyat. Intinya disini, lakukanlah apa yang menurutmu benar dan tetap mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan. Jangan pernah lari setiap masalah yang timbul akibat perbuatan kita. Kita yang berbuat maka kita pula yang mempertanggungjawabkan.
                Apalalagi kita sebagai anak Teknik, tetap harus memaju dan mempunyai keberanian yang ditunggu, mempunyai mental baja, bukan mental kerupuk. Jika apa yang kita perbuat itu salah maka berusahalah untuk membuatnya benar dengan merasionalisasikannya agar orang-orang disekitar mengerti, agar tak ada yang salahpaham dan apa yang sama-sama kita mau dapat terwujud... SEKIAN..

akhirnya kesampaian, seperti harapan pada naifnya tulisan kala itu, 
berdiri atas nama rakyat,
berdiri atas niat baik,


berdiri atas sesuatu yang lebih besar dari kita,
berdiri untuk tahu arti dari sebuah keringat,
berdiri untuk diri sendiri,
berdiri atas sebuah harapan untuk Perubahan.aL



Tidak ada komentar:

Posting Komentar