Translate

Minggu, 09 September 2012

Semesta Sekolahku

Membaca adalah kebutuhan, karena kita dihadapkan pada sejumlah huruf dan angka agar tetap eksis di muka bumi, jika tidak, kita kembali ke gaya primitif, zaman kapak batu dan bahasa monyet yg terstruktur...
Jenis bacaan pun semakin banyak. Mulai dari yang memanjangkan bibir, sampai kepada menciutkan bibir pula. Pola bacaan, secara psikologi akan mempengaruhi cara pandang dan metode berpikir. Dalam hidup berkelompok, sasaran yang diharapkan adalah bagaimana sesorang bisa berpikir sesuai realitas yang ada (open minded) agar mudah mendapatkan solusi bersama, dan jelas akan meminimalkan konflik yang ada.

Saya mahasiswa, untuk belajar dan membuat kerangka berpikir yang ideal, seharusnya saya melepas dahulu dogma agama, doktrin budaya, agar pengetahuan itu tak terbatas. Tetapi pada akhirnya, ketika kita mulai sedikit paham akan pengetahuan yang tak ada batasnya itu, kita gunakan kembali dogma, doktrin, traktat, itu untuk dijadikan bahan perbandingan.

Kini sangat jarang ditemukan, anak muda ngopi dipagi hari dengan koran di genggamannya, atau ketika akses dunia maya bukan search engine yang dibuka, melainkan jejaring sosial, atau sudah jarang yang bertanya, "berita apa hari ini?", malah nyerocos di gerombolan "gosip apa hari ini?". semakin tak berkarakter bumi manusia muda Indonesia hari ini.

Pada akhirnya, kebenaran bukan hanyalah diucap dan diperjuangkan, namun didalam hati dan impuls saraf, kita bisa tahu kebenaran sebenarnya seperti apa; tentunya dengan membaca.


Sebagai koleksi pribadi, mungkin ada yang suka.

Materialisme, Dialektika, Logika - Tan Malaka

Beriman Tanpa Rasa Takut (The Trouble with Islam) - Irsyad Manji

Negara dan Revolusi - Lenin

Das Kapital - Karl Marx

Aksi Massa - Tan Malaka

Agama Yarkislam - Muhammad Amin

Ziarah ke Makam Tuhan - Muhammad Amin

Das Kapital III - Karl Marx

Dibawah Lentera Merah - Soe Hok Gie

Dalih Pembunuh Massal : Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto - John Roosa

"coba lihat sekarang, kontras ruang diskusi semakin terlihat, pintu-pintu aksi massa makin berdebu, gaya alay-lebay dan k-pop makin menjadi, -iron stock- jadi apa bangsa ini ketika daya nalar dan kritis makin tergesar akibat pengarug globalisasi dari atas. aL"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar