Translate

Minggu, 29 April 2012

Elegi Sondang dan Bangsanya

Ah kawan Sondang, akan kita kemanakan kematianmu ini?
Para mahasiswa tak mau mengepung istana.
Para pemeluk agama menganggapmu nista.

Kawan Sondang, akan dibawa kemana jasad melepuhmu?
Para media hanya terdiam menganga.
Para miskin yang kau bela, bahkan tidak mendengar kata.

Papua
Yang membara layaknya tubuhmu
Menangis pilu
Jawa
Yang menelan tulangmu
Menunduk sendu
Sumatra
Moyang hidupmu
Teronggok penuh debu

Ah ini negerimu kawan Sondang
Dimana kematian pahlawan
Adalah pesta tikus selokan

Ini bangsamu kawan Sondang
Bangsa gila penuh mara
Yang bahkan tidak menangisi kepergian putra terbaiknya

Tak cukup seribu kata
Seribu surga
Seribu agama

Tak cukup setangkai bunga
Hangus kulitmu adalah harga bangsa
Bangsa yang tak berharga




Source : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150476169337389

Senin, 16 April 2012

Hampir Tidur


Kicauan Parau sang Zaman

Ku tahu, jikalau sesuatu itu harus ad awalnya, dan pasti berakhir.
Ku tahu, seandainya manusia bisa mencipta, tentu tak ad kau, kita, kami, dan mereka.

Aku terperangkap dalam cangkang peradaban yang tak kuingini.. aku orang yang terkecewakan oleh sebab-sebab yang dijadikan alasan untuk akibat yang menguntungkan pribaddi.. aku bahkan tak mengenal diriku, yang kadang berupaya menjadi baik, baik, dan baik tetapi yang buruk pun tak bisa dilepas.. aku terpenjara oleh cangkang yang kubuat sendiri.. ingin rasanya kulepas, hingga akhirnya aku membuat cangkang kemilau ku, bertabur serbuk baja dan berpirantikan perak agar aku bisa sedkit berbangga dgn apa yang tlah kucapai..

Tak ada suatu pun yang tak bisa dibahasakan. Konsep jati diri yang terkadang dilematis, justru membuatku semakin misorientasi terhadap segala kepentingan sekitarku.. aku ingin di bingar, aku mau dipasar, sajak melly dan track sinema cinta..

Disaat aku sedikit menganga karena menahan kantuk, justru kadang aku paham, bahwa disekitarku ad yg raganya tertidur, tapi jiwanya tetap berkeringat mencari ap yang menjadi kepentingannya..

Kadang, aku merasa betul2 sendiri.. dengan pengalaman kisah yang cukup, kadang membeuatku terdsadar bahwa aku butuh sang pencuri untuk melengkapi tulang rusukku yang hilang itu..

Aku betul2 tak menjamin nantinya, apkah aku bisa berguna bagi orang2 sekitarku, atau kumatikan saja laptop ini, lalu kubebaskan rasa kantukku sementara..